Karsaloka.com, KUKAR – Waktu sore hari di Taman Pintar, tepatnya di samping Perpustakaan Daerah (Pusda) Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) di jalan Danau Semayang, Kelurahan Melayu, Kecamatan Tenggarong
Bidang Pelestarian Koleksi Nasional dan Naskah Kuno, Dinas Kearsipan dan Perpustakaan (Diarpus) Kukar menghadirkan inovasi baru berupa, “Odah Permainan Tradisional”.
Sebuah inisiatif unik dan menarik telah lahir untuk melestarikan permainan tradisional yang sudah mulai terlupakan. Odah Permainan Tradisional yang digagas oleh Abdul Aziez Rahman seorang pustakawan ini bertujuan untuk membawa kembali bernostalgia masyarakat sekaligus menjaga keberlanjutan permainan etam bahari yang menjadi bagian dari warisan budaya lokal Kutai Kartanegara.
Inisiatif ini tidak muncul begitu saja, melainkan tertera pada Undang-Undang Nomor 45 Tahun 2007 tentang Perpustakaan, yang menjadikan perpustakaan sebagai sarana pendidikan, edukasi, dan rekreasi. Dengan adanya Odah Permainan Tradisional, hal ini menjadi bukti konkret bahwa perpustakaan memiliki peran penting dalam mendukung pelestarian budaya lokal serta menciptakan ruang interaksi yang positif antar generasi.
Memperkenalkan Keaslian Permainan Tradisional
Menurut Aziezi sapaan akrabnya, ide ini muncul dari keinginan untuk memberikan ruang bagi masyarakat, terutama generasi muda, untuk merasakan kembali suasana masa lalu melalui permainan yang pernah menjadi hiburan rakyat.
“Odah Permainan Tradisional bukan sekadar tempat berkumpul, tetapi juga sebuah tempat yang menghidupkan kembali permainan tradisional yang penuh nilai kearifan lokal. Salah satunya adalah permainan begasing, yang masih dimainkan dengan cara yang sangat tradisional, yaitu di atas tanah, tanpa alat modern,” ucapnya. Jum’at (17/1/2025).
Fasilitas yang Menarik untuk Semua Kalangan
Lokasi ini bukan hanya tentang permainan gasing. Di area ini, pengunjung juga dapat mencoba permainan tradisional lainnya seperti enggrang dan sendal terompa, yang semakin menambah daya tarik Odah Permainan Tradisional. Fasilitas yang disediakan cukup sederhana namun mampu mengundang lebih dari 20 orang setiap harinya, mulai dari anak-anak hingga orang dewasa, untuk bergabung dan merasakan keseruan bermain permainan tradisional.
Menjaga Kearifan Lokal dan Menjalin Silaturahmi
Lebih lanjut Aziz menyampaikan, kegiatan ini tidak hanya sekadar tempat bermain, Odah Permainan Tradisional juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antarwarga. Permainan seperti begasing bukan hanya menghibur, tetapi juga membuka kesempatan bagi warga untuk berinteraksi dan mempererat tali silaturahmi.
“Dengan adanya tempat ini, masyarakat dapat terus menjaga dan merawat warisan budaya yang telah ada sejak dulu dan memastikan bahwa generasi mendatang dapat juga menikmatinya,” ujarnya.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Meskipun sudah mulai berjalan dengan baik, Aziez mengungkapkan bahwa masih ada beberapa kekurangan, terutama dari segi fasilitas. Lokasi yang ada kini belum cukup memadai untuk menambah lebih banyak permainan tradisional lainnya. Namun, dengan antusiasme masyarakat yang tinggi, diharapkan tempat ini dapat berkembang lebih baik lagi di masa depan, menjadi pusat pelestarian budaya dan tempat wisata edukasi yang menarik bagi pengunjung baik lokal mau pun luar daerah.
“Odah Permainan Tradisional di Kutai Kartanegara ini tidak hanya menjadi tempat hiburan, tetapi juga menjadi bukti nyata betapa pentingnya menjaga dan melestarikan permainan serta budaya tradisional kita,” tutupnya. (Nur)