BPS Dorong Literasi Statistik Lewat Desa Cantik dan Pojok Statistik

Karsaloka.com, Tenggarong – Badan Pusat Statistik (BPS) terus berupaya meningkatkan literasi statistik masyarakat melalui berbagai program inovatif, seperti Desa Cantik (Desa Cinta Statistik) dan Pojok Statistik. Upaya ini disampaikan dalam kegiatan Sosialisasi Sensus Ekonomi 2026 dan Peningkatan Literasi Statistik Masyarakat, yang digelar di Hotel Grand Elty Singgasana Tenggarong, Selasa (28/10/2025).

Deputi Metodologi dan Informasi Statistik BPS, Pudji Ismartini, menjelaskan bahwa program Desa Cantik merupakan bentuk pembinaan kepada pemerintah desa, agar mampu mengelola data secara mandiri dan berkelanjutan.

“Melalui Desa Cantik, kami ingin menumbuhkan budaya sadar data di tingkat desa. Data yang akurat akan membantu pemerintah desa membuat perencanaan pembangunan yang tepat sasaran,” ujarnya.

Selain Desa Cantik, BPS juga mengembangkan Pojok Statistik di berbagai perguruan tinggi. Program ini bertujuan mendekatkan akses informasi dan literasi statistik kepada mahasiswa serta masyarakat kampus.

“Pojok Statistik menjadi ruang belajar bersama. Mahasiswa bisa memanfaatkan data BPS untuk penelitian atau inovasi, sekaligus memahami bagaimana data berperan dalam pengambilan keputusan,” terang Pudji.

Ketua Komisi X DPR RI, Hetifah Sjaifudian, yang turut hadir dalam kegiatan tersebut secara virtual, menyambut baik langkah BPS dalam memperluas literasi statistik di masyarakat. Ia menilai keberadaan Pojok Statistik di perguruan tinggi sangat penting untuk menumbuhkan budaya melek data di kalangan mahasiswa.

“Saya berharap Pojok Statistik tidak hanya ada di universitas besar seperti Unmul atau ITK, tetapi juga bisa dibangun di Kukar, misalnya di Universitas Kutai Kartanegara (Unikarta). Dengan begitu, mahasiswa di daerah pun punya akses langsung terhadap data BPS untuk riset dan pengabdian masyarakat,” ujar Hetifah.

Pudji menegaskan, peningkatan literasi statistik menjadi kunci keberhasilan Sensus Ekonomi 2026 (SE2026). Ia berharap masyarakat tidak hanya menjadi responden, tetapi juga memahami pentingnya data bagi pembangunan.

“Kami ingin masyarakat Indonesia makin melek data, karena data bukan sekadar angka, tetapi cerminan kehidupan ekonomi dan sosial kita,” katanya.

Melalui kolaborasi antara BPS, perguruan tinggi, dan pemerintah daerah, program Desa Cantik serta Pojok Statistik diharapkan mampu memperkuat budaya sadar data di masyarakat. Dengan begitu, hasil sensus dan kebijakan pembangunan di masa mendatang dapat lebih tepat sasaran dan berbasis bukti nyata.(AuliaRS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *