

Karsaloka.com, KUKAR – Tanpa dukungan anggaran besar, Kelurahan Melayu di Kecamatan Tenggarong justru sukses membangun program gizi yang berdampak luas.
Lewat pemanfaatan dapur PKK, upaya meningkatkan kesehatan ibu dan balita terus berjalan dengan kekuatan warga sebagai penggeraknya.
Program ini dijalankan melalui kolaborasi antara kelurahan, Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Kukar, serta Puskesmas. Setiap makanan yang diproduksi disesuaikan dengan panduan tenaga kesehatan agar tepat sasaran.
Kader Posyandu dilibatkan sejak awal, mulai dari pendataan, penyajian makanan sehat, hingga edukasi keluarga penerima. Karena berasal dari lingkungan yang sama, kader mudah diterima dan lebih memahami kondisi masyarakat.
Lurah Melayu, Aditya Rakhman, menyebut pendekatan lokal semacam ini sebagai kekuatan utama. Tanpa anggaran pun, program tetap bergerak karena semangat warga yang tinggi.
“Dukungan kader sangat besar. Mereka tulang punggung program ini,” ucap Aditya pada Kamis (22/5/2025).
Ia juga menekankan pentingnya keterlibatan warga sebagai motor keberlanjutan layanan dasar.
Dapur PKK menjadi contoh bahwa inovasi sosial tak selalu bergantung pada dana besar. Justru ketika warga merasa memiliki, program bisa berjalan lebih konsisten dan menyentuh sasaran.
Seementara itu, Camat Tenggarong, Sukono, mengaku terkesan dengan model gotong royong yang dijalankan warga Kelurahan Melayu. Menurutnya, pendekatan ini dapat direplikasi di wilayah lain.
“Ini bukan proyek. Ini gerakan warga yang tulus dan berdampak,” katanya.
Program ini tidak hanya membangun gizi keluarga, tetapi juga memperkuat kepercayaan sosial antarwarga. “Yang dijaga bukan hanya tubuh, tapi juga solidaritas antarwarga,” pungkas Sukono.(AdvDiskominfokukar/farid)