Loa Lepu Gagas Pusat Ekonomi Mandiri, BUMDes Ambil Peran Strategis

BANNER TERBARUDISKOMINFO

Karsaloka.com, KUKAR – Desa Loa Lepu tak ingin hanya dikenal karena keberhasilan membangun infrastruktur dasar.

Kini, desa yang berada di Kecamatan Tenggarong Seberang itu mulai melangkah ke arah yang lebih ambisius: memperkuat ketahanan ekonomi dari dalam, dengan BUMDes sebagai motor utamanya.

Langkah itu dimulai lewat penyusunan rencana induk pembangunan desa yang dirancang jangka menengah. Pemerintah Desa menyebut bahwa arah pembangunan kini menitikberatkan pada optimalisasi potensi lokal.

“Setelah fasilitas dasar terpenuhi, tantangan kami berikutnya adalah membangun kemandirian ekonomi. Dan itu harus dimulai dari desa sendiri,” ujar Kepala Desa Loa Lepu, Sumali.

Salah satu program unggulan yang tengah digagas adalah kebun produktif yang terkoneksi langsung dengan dapur desa.

Konsep ini bukan hanya menyediakan makanan gratis bagi warga rentan, tapi juga menciptakan rantai ekonomi dari petani hingga pengelola makanan.

“Kami ingin tiap mata rantai ekonomi saling terhubung. Ada petani yang produksi, ada dapur yang mengolah, dan ada masyarakat yang merasakan manfaatnya,” ungkap Sumali.

BUMDes di desa ini tak hanya menjadi mitra administratif, melainkan diberi peran penuh untuk mengelola pasokan pangan dan rantai distribusinya. Pendekatan ini dianggap lebih berdampak ketimbang bantuan yang bersifat konsumtif.

“Kita ingin masyarakat tidak hanya diberi bantuan, tapi dilibatkan dalam proses. Inilah ekonomi berbasis gotong royong,” ujarnya.

Untuk memperkuat sistem ini, Desa Loa Lepu menjalin kerja sama dengan Desa Ponggo di Jawa, yang telah berhasil mengembangkan model serupa.

“Kami belajar dari praktik nyata, bukan hanya teori. Karena kami ingin pembangunan yang benar-benar menyentuh warga,” jelas Sumali.

Dalam waktu dekat, dapur desa akan dibangun sebagai pusat kegiatan pangan. Di sinilah hasil kebun dan produksi warga akan diolah menjadi makanan untuk masyarakat, terutama kelompok rentan.

“Ini bukan sekadar dapur, tapi jantung ekonomi desa. Semua akan terlibat, semua akan merasakan,” ucapnya.

Sumali berharap model pembangunan seperti ini bisa menjadi inspirasi bagi desa lain di Kukar. Menurutnya, kemandirian bukan mimpi jika seluruh elemen desa mau terlibat secara aktif.

“Kalau kita ingin desa kuat, jangan hanya andalkan program dari luar. Bangunlah kekuatan dari dalam, dari warga sendiri,” tutupnya. (ADV/Farid)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *