Pembangunan Tenggarong Difokuskan pada Pasar, Ruang Publik, dan Ekonomi Kreatif

Karsaloka.com, Kutai Kartanegara – Pembangunan di Kota Tenggarong terus menjadi sorotan. Hal ini mengemuka usai peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kota Tenggarong ke-243 yang digelar Senin (29/9/2025) di Ruang Rapat Paripurna DPRD Kutai Kartanegara (Kukar).

Anggota DPRD Kukar, Akhmad Akbar Haka Saputra, menyampaikan bahwa berdasarkan hasil reses, ada beberapa pembangunan yang saat ini sedang dikebut di Tenggarong. Meski begitu, sejumlah keluhan masyarakat masih perlu menjadi perhatian serius.

“Keluhan yang sering muncul antara lain ketersediaan tempat sampah, sekolah yang minim ruang publik, hingga fasilitas kesehatan seperti posyandu,” ungkap Akbar.

Ia juga menyoroti soal jaringan internet. Menurutnya, hampir semua titik blind spot di Tenggarong sudah teratasi, kecuali di daerah Bensamar.

“Kekurangan ini memang berkaitan dengan pihak korporasi, tetapi pemerintah tetap berupaya memfasilitasi. Akses internet sekarang sudah menjadi kebutuhan utama masyarakat,” tegasnya.

Akbar menambahkan, pembangunan ruang publik juga tak kalah penting. Keberadaan Taman Titik Nol, Taman Tanjung, dan beberapa fasilitas serupa menjadi ruang interaksi warga sekaligus magnet wisata.

“Ruang publik sebaiknya terus diperluas agar Tenggarong semakin layak huni dan menarik, baik bagi warga maupun wisatawan,” ucapnya.

Sementara itu, Bupati Kukar Aulia Rahman Basri menegaskan bahwa pemerintah daerah telah menetapkan beberapa prioritas pembangunan di Tenggarong. Salah satunya adalah peresmian Pasar Tanggarong dalam waktu dekat.

“Nama pasar tetap kita pertahankan sebagai Tanggarong karena memiliki nilai sejarah. Pasar ini akan menjadi yang terbesar di Kutai Kartanegara, bahkan untuk kategori kabupaten di Kalimantan Timur. Hampir semua pedagang dari pasar lama akan tertampung di sini,” jelas Aulia.

Selain pasar, Pemkab Kukar juga telah membangun Gedung Ekonomi Kreatif (Ekraf). Gedung tersebut disiapkan sebagai wadah pengembangan ide-ide kreatif, termasuk yang berkaitan dengan adat dan budaya.

“Di sana, anak-anak bisa berlatih menari dan menyanyi. Kesultanan juga akan kembali mengaktifkan sanggar-sanggar tari dan budaya. Dengan begitu, kita bisa menjaga nilai heritage Tenggarong sekaligus memberikan manfaat besar bagi masyarakat,” tambah Aulia.

Ia menegaskan, pembangunan di Tenggarong tidak hanya berfokus pada modernisasi, tetapi juga menjaga akar sejarah dan budaya. “Tenggarong bukan hanya kota sejarah, tetapi juga kota masa depan yang modern, kreatif, dan tetap berakar pada adat istiadatnya,” pungkasnya.(AuliaRS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *