
Karsaloka.com, Kutai Kartanegara – Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanegara (Kukar) terus mendorong percepatan program normalisasi saluran irigasi pertanian di Kelurahan Loa Ipuh, Kecamatan Tenggarong. Langkah ini menjadi bagian penting dalam upaya menghidupkan kembali ratusan hektare lahan pertanian yang selama ini tidak produktif akibat genangan air.
Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Kukar, Muhammad Taufik, menjelaskan bahwa normalisasi alur air menjadi tahap awal sebelum petani kembali membuka lahan.
“Setelah konsepnya ini benar-benar matang, langkah awal yang kita lakukan adalah menormalisasi alur air yang selama ini menghambat keluarnya air. Debit air di sini sebenarnya cukup, hanya saja alur keluarnya tersumbat. Karena itu, kewenangan untuk normalisasi saluran ini ada di Dinas PU,” ujarnya, Kamis (23/10/2025) di Rapak Rabau, Loa Ipuh.
Menurut Taufik, Dinas Pertanian akan bergerak simultan bersama Dinas PU.
“Jika saluran ini sudah ternormalisasi dengan baik, insyaallah petani-petani bisa mulai membuka lahan mereka secara bertahap. Kami akan terus mendorong, memfasilitasi, dan membimbing petani melalui para PPL di lapangan,” katanya.
Ia menekankan bahwa prioritas utama saat ini adalah penyediaan sarana dasar seperti jalan inspeksi dan saluran air. Sementara sarana pendukung lain bisa dilakukan melalui swadaya petani, dengan dukungan terbatas dari pemerintah daerah.
“Tujuan utama dari kegiatan ini adalah menghidupkan kembali lahan-lahan tidur. Di lokasi ini terdapat empat kelompok tani, dan jika alur air berfungsi dengan baik, potensi lahan yang bisa digarap mencapai sekitar 200 hektare,” tambahnya.
Taufik juga menyebut bahwa hambatan terbesar berada di hilir, tepatnya di sekitar Jalan Mu’alaf, di mana vegetasi menumpuk dan memperlambat aliran air. Jika area tersebut dibersihkan, aliran air akan kembali lancar.
Ketua Gapoktan Loa Ipuh, Lakhir Prawoto, menyambut baik perhatian pemerintah terhadap kondisi irigasi di wilayahnya.
“Kami ini baru saja masuk di lokasi ini. Di sini kami berfokus pada komoditas padi, terutama padi sawah,” katanya.
Lakhir menyebut terdapat lima kelompok tani yang aktif di kawasan Loa Ipuh dan Loa Ipuh Darat dengan total luas lahan sekitar 240 hektare. Namun, persoalan utama adalah tidak adanya saluran pembuangan air.
“Sumber air sebenarnya ada, bahkan terdapat beberapa void yang bisa dimanfaatkan, tetapi tidak ada irigasi primer untuk mengalirkan air keluar. Akibatnya, sawah di sini sering tergenang dan banjir, bahkan ketika hujan sebentar saja,” ujarnya.
Ia berharap kunjungan Bupati Kukar, Aulia Rahman Basri, dapat menjadi momentum bagi percepatan tindak lanjut dari Dinas PU dan dinas terkait.
“Dengan adanya kunjungan Bupati hari ini, kami merasa sangat termotivasi. Ini kunjungan pertama beliau ke sini, dan bagi kami merupakan penyemangat bagi para petani di Loa Ipuh,” tutupnya.(AuliaRS)