Rindu Orang Tua di Tengah Hujan Subuh, Empat Anak LPKA Tenggarong Sempat Melarikan Diri

Karsaloka.com, Tenggarong – Empat anak binaan di Lembaga Pembinaan Khusus Anak (LPKA) Tenggarong sempat melarikan diri saat hujan deras, Kamis (11/12/2025). Seluruhnya berhasil ditemukan kembali dalam keadaan selamat di sekitar area Tenggarong. Pihak Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS) Kalimantan Timur memastikan tidak ada kekerasan maupun penganiayaan dalam proses penanganan.

Kepala Kantor Wilayah Ditjen PAS Kaltim, Endang Lintang Hardiman, menjelaskan bahwa perilaku spontan para anak binaan tersebut merupakan sesuatu yang wajar.

“Jadi begini, saya ingin sampaikan bahwa anak-anak ini memang begitu sifatnya. Kalau mereka kangen orang tua, ya begitu tingkahnya. Namanya juga anak-anak, pola pikirnya masih sederhana. Anak-anak kita di rumah saja kadang bisa lari lewat jendela kalau dikurung, kan? Jadi tidak perlu dibesar-besarkan,” ujarnya.

Menurut keterangan para anak, mereka keluar sekitar pukul 04.00 Wita ketika hujan deras mengguyur wilayah tersebut.

“Itu saat hujan deras, sekitar jam 4 pagi. Hujan lagi kencang-kencangnya, banjir juga. Niat mereka itu hanya ingin bertemu orang tua. Wajar bagi anak-anak,” kata Endang.

Empat anak itu menarik teralis hingga terlepas, kemudian melompat keluar melalui sisi bangunan. Mereka berjalan hingga bertemu truk yang mengantar mereka sampai ke pasar. Dari sana, keempatnya kembali bergerak ke arah Tenggarong. Dua di antaranya tertangkap di sekitar lampu merah, satu menyerahkan diri, dan satu lainnya ditemukan tidak jauh dari lokasi.

“Menurut pengakuan mereka, sekitar jam 4 itu mereka menarik teralis hingga lepas. Mereka berempat lari lewat samping, turun ke jalan, lalu bertemu truk dan ikut sampai ke pasar. Dari pasar itu, mereka kembali lagi ke arah sini dan bertemu petugas di lampu merah. Dua langsung tertangkap. Dua lainnya berjalan lagi. Satu menyerahkan diri, satu lagi sempat bingung mencari jalan,” jelasnya.

Endang membantah adanya kabar bahwa anak-anak tersebut membawa senjata tajam, maupun menggunakan kendaraan motor.

“Ya, soal itu, sebenarnya bukan sajam. Namanya anak-anak, mungkin di pasar mereka lihat barang tergeletak, ya diambil saja. Lagi bingung, apa saja yang ditemui bisa mereka pegang, bahkan buah-buahan pun bisa mereka tumpuk,” tegasnya.

Ia juga menepis kabar bahwa mereka membawa motor. Semua informasi tersebut dipastikan hanya isu yang berkembang di luar.

Endang memastikan seluruh anak diperlakukan secara manusiawi.

“Saya tidak ingin satu pun dari mereka terluka atau dipukul. Dan benar, tidak ada pemukulan, tidak ada penganiayaan. Yang sempat jatuh sudah langsung ditangani medis. Sudah dibersihkan, diobati, lalu diberi sarapan supaya tetap sehat. Itu tanggung jawab kami,” terangnya.

Ia menjelaskan bahwa LPKA tidak dapat diperlakukan seperti lapas dewasa karena terikat aturan dalam Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak.

“Lapas anak itu tidak boleh diperlakukan seperti lapas dewasa. Teralisnya tidak bisa dibuat seperti di lapas dewasa. Mereka harus diperlakukan seperti anak di rumah sendiri, itu SOP-nya. Kalau kita mengetatkan, misalnya memperbesar teralis atau memasang gembok besar, justru kita melanggar aturan dan melanggar HAM,” tegasnya.

Menurutnya, risiko anak melarikan diri menjadi konsekuensi yang harus diterima petugas. Ia menambahkan bahwa sebagian besar anak binaan hanya menjalani masa hukuman singkat, sekitar 10 bulan hingga 1 tahun.

Meski tidak dapat menambah pengamanan fisik, pengawasan akan ditingkatkan.

“Kemarin itu kendalanya hujan deras, petugas terhalang banjir sehingga tidak bisa cepat menuju lokasi. Ini menjadi catatan untuk melengkapi fasilitas yang mungkin belum ada, agar pengawasan tidak terhambat apa pun,” tuturnya.

Endang meminta masyarakat tidak membesar-besarkan kejadian tersebut.

“Tolong dibantu menyampaikan ke masyarakat bahwa ini hal yang wajar pada anak-anak. Namanya anak-anak, masa pancaroba,” ujarnya.

Pihak LPKA juga akan menghubungi keluarga masing-masing anak agar mereka dapat memberikan nasihat langsung. Semua anak kini dalam kondisi sehat dan telah kembali dibina sesuai standar perlindungan anak.(AuliaRS)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *